RSS

Sabtu, 22 November 2014

Media Promosi Kesehatan

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Upaya mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan dengan melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan disertai pemberdayaan masyarakat. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan utama mengubah pengetahuan masyarakat agar terbentuk perilaku saat sesuai yang diharapkan. 

Peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat diharapkan memicu sikap mendukung prilaku sehat, bila didukung faktor pemungkin dan pendorong akan membentuk prilaku sehat. Proses pendidikan kesehatan merupakan proses transfer informasi tentang kesehtana yang diharapkan melalui komunikasi. Komponen komunikasi tersusun atas pengirim dan penerima pesan, isi pesan, media dan efek dari pesan.
Media sebagai saluran informasi merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan kesehatan. Memilih media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode yang digunakan. Media pendidikan kesehatan pada hakekatnya alat bantu pendidikan kesehatan. Menurut fungsi sebagai saluran pesan media pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan atas media cetak, media elektronik dan media papan (billboard). Beberapa media cetak dikenal antara booklet, leaflet, selebaran (flyer), lembar balik (flip chart), artikel atau rubrik, poster dan foto. Media elektronik dapat berupa televisi, radio, video, slide, film strip dan sekarang dikenal internet. Media papan berupa baliho biasanya dipasang di tempat-tempat umum yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. Alat peraga yang dipergunakan dalam pendidikan kesehatan dapat berupa alat bantu lihat (visual) alat bantu dengar (audio) atau kombinasi audio visual.
Penggunaan alat peraga memperhatikan tujuan penggunaannya (sederhana dan kompleks), sasaran, tempat dan penggunanya. Dengan memahami komunikasi khususnya alat peraga dan media pendidikan kesehatan diharapkan analis laboratorium mampu menyampaikan informasi kesehatan terutama proventif sehingga timbul perubahan perilaku kesehatan masyarakat agar lebih mendahulukan mencegah penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan. Pendidikan kesehatan yang tepat akan mendorong peran analis laboratorium untuk mengajak masyarakat memanfaatkan profesi analis kesehatan bukan hanya pada saat sakit terapi dimulai dari pencegahan penyakit serta meningkatkan kondisi kesehatannya melalui deteksi dini.

1.2  Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud pengertian media?
  2. Apa saja manfaat media?
  3. Apa saja jenis-jenis alat peraga?
  4. Apa saja sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan?
  5. Bagaimana cara penggunaan alat peraga?
  6. Bagaimana pengaruh warna dalam desain media?
1.3  Tujuan
  1. Mengetahui pengertian media
  2. Mengetahui manfaat media
  3. Mengetahui jenis-jenis alat peraga
  4. Mengetahui sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan
  5. Mengetahui penggunaan alat peraga
  6. Mengetahui pengaruh warna dalam desain media
BAB II
TINJAUAN KASUS

2.1 Pengertian Media
                 Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Secara harfiah dalam bahasa Arab, media berarti perantara pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan menyebarluaskan informasi.
Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajar (Herry D.J. Maulana). Media promosi kesehatan adalah alat yang dipakai untuk mengirimkan pesan kesehatan (Ferry Efendy & Makhfudli). Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan (Soekidjo, 2005).
                 Media pendidikan kesehatan disebut juga alat peraga karena berfungsi membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Pembuatan alat peraga atau media mempunyai prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima dan ditangkap melalui pancaindera.
                 Semakin banyak pancaindera yang digunakan maka semakin jelas juga pengetahuan yang didapatkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat melibatkan indera sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga dapat memudahkan pemahaman bagi peserta didik. Pemilihan media promosi kesehatan ditentukan oleh banyaknya sasaran, keadaan geografis, karakteristik partisipan, dan sumber daya pendukung.

2.2 Manfaat Media
a.                             Menimbulkan minat sasaran
b.                            Mencapai sasaran yang lebih banyak
c.                             Membantu mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
d.                            Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain
e.                             Memudahkan penyampaian informasi
f.                             Memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran
g.    Menurut penelitian 75-87% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui mata, 13-25% lainnya disalurkan melalui pancaindera lainnya. Oleh karena itu, dalam aplikasi pembuatan media disarankan lebih banyak menggunakan alat-alat visual karena akan mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh masyarakat.
h.    Mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami dan mendapat pengertian yang lebih baik
i.      Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh, yaitu menegakkan pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima lebih lama tersimpan dalam ingatan.

2.3 Jenis-jenis Alat Peraga
  1. Pembagian alat peraga secara umum
1.    Alat bantu lihat (Visual aids)
Alat ini digunakan untuk membantu menstimulasi indera penglihatan pada saat proses pendidikan. Terdapat dua alat bantu visual, yaitu:
·         Alat bantu yang diproyeksikan seperti slide, OHP, dan film strip
·         Alat bantu yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi seperti gambar, peta, dan bagan. Termasuk alat bantu cetak dan tulis misalnya leaflet, poster, lembar balik, dan buklet. Termasuk tiga dimensi seperti bola dunia dan boneka.
2.    Alat bantu dengar (Audio Aids)
Alat ini digunakan untuk menstimulasi indera pendengar misalnya piringan hitam, radio, tape, CD.
3.    Alat bantu dengar dan lihat (Audio visual aids)
Alat bantu ini digunakan untuk menstimulasi indera penglihatan  dan pendengaran seperti televisi, film dan video.
  1. Pembagian alat peraga berdasarkan fungsinya
1.      Media cetak
·         Buklet merupakan media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar. Sasaran buklet adalah masyarakat yang dapat membaca.
·         Leaflet merupakan selembar kertas yang terdiri dari 200-400 kata dengan tulisan cetak yang berisi tentang informasi atau pesan-pesan kesehatan. Isi informasi dapat berupa kalimat, gambar atau informasi dapat berupa gambar atau kombinasi.
Leaflet berukuran 20x30 cm dan biasanya disajikan dalam bentuk dilipat. Biasanya leaflet diberikan kepada sasaran setelah kuliah atau ceramah agar dapat digunakan sebagai pengingat pesan atau dapat juga diberikan sewaktu ceramah untuk memperkuat pesan yang sedang disampaikan.
·         Flip chart (lembar balik) merupakan alat peraga yang menyerupai kalender balik bergambar. Lembar balik mempunyai dua ukuran, ukuran besar terdiri dari lembaran-lembaran yang berukuran kecil 38x50 cm. Lembar balik yang berukuran lebih kecil 21x28 cm disebut flip book atau flip chart meja. Lembaran-lembaran ini disusun dalam urutan tertentu dan dibundel pada salah satu sisinya. Dibawah gambar, dituliskan pesan-pesan yang dapat dibaca oleh komunikan. Lembar balik ini digunakan dengan cara membalik lembaran-lembaran bergambar tersebut satu per satu. Lembar balik ini biasanya digunakan untuk pertemuan kelompok dengan jumlah maksimal peserta 30 orang. Flip chart biasnya digunakan untuk pendidikan individu atau kelompok yang lebih kecil (kurang dari 5 orang).
·         Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
·         Poster merupakan bentuk media yang berisi pesan-pesan singkat atau informasi kesehatan yang biasanya menempel di dinding, tempat-tempat umum atau kendaraan umum dan dalam bentuk gambar. Ukuran poster biasanya sekitar 50-60 cm, karena ukurannya sangat terbatas maka tema dalam poster tidak terlalu banyak biasanya hanya ada satu tema dalam satu poster. Tata letak kata dan warna dalam poster hendaknya menarik. Kata-kata dalam poster tidak lebih dari tujuh kata dan hurufnya dapat dibaca oleh orang lewat dari jarak 6 meter. Biasanya isinya bersifat pemberitahuan atau propaganda. Poster sesuai untuk tindak lanjut dari pesan yang sudah disampaikan pada waktu lalu. Jadi tujuan poster adalah untuk mengingatkan  kembali dan mengarahkan pembaca kearah tindakan tertentu atau sebagai bahan diskusi kelompok.
·         Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan
·         Flannelgraph merupaka guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang dibelakangnya diberi kertas amril (ampelas). Guntingan gambar tersebut kemudian ditempelkan pada papan berlapis kain flannel atau kain berbulu yang lain. Keuntungan menggunakan flannelgraph adalah peserta dapat mendekat dan memilih sendiri gambar atau kata yang diinginkannya untuk ditempel ditempat yang ia inginkan. Dengan cara ini para peserta menunjukkan gagasannya sendiri tentang masalah yang sedang didiskusikan. Flannelgraph yang telah dipergunakan dalam suatu pendidikan juga dapat digunakan kembali untuk pendidikan kesehatan dengan topik yang berbeda. Keterangan tentang gambar tercantum dibelakang setiap kartu. Flascard ini dipergunakan untuk sasaran yang berjumlah kurang dari 30 orang. Apabila pendidik kesehatan ingin membuat sendiri media yang akan dipergunakannya, maka langkah-langkah berikut ini harus diterapkan.
a)    Membuat konsep (draft) pesan yang berisi materi pendidikan kesehatan
b)   Melakukan pre-test terhadap konsep pesan
c)    Memperbaiki konsep pesan
Konsep pesan perlu dilakukan pre-test agar terdapatkesesuaian pesan sehingga pesan tersebut dapat diterima oleh sasaran. Selain itu, agar terdapat kelayakan kultural sehingga pesan tersebut dapat dipergunakan.
2.      Media elektronik
Adapun jenis-jenis media elektronik dapat digunakan sebagai media pendidikan kesehatan, antara lain sebagai berikut:
·      Televisi, penyampaian pesan kesehatan melalui media televisi dapat berbentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, pidato (ceramah), TV spot, dan kuis  atau cerdas cermat.
·      Radio, bentuk penyampaian informasi diradio berupa obrolan (tanya jawab), konsultasi kesehatan, sandiwara radio, dan radiospot.
·      Video, penyampaian informasi kesehatan melalui video
·      Slide, slide dapat juga digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan
·      Film strip
3.      Media papan
Media papan besar yang berukuran 2x2 meter yang bersisi tulisan atau gambar yang dipasang ditempat-tempat umum dapat diisi pesan-pesan atau informasi kesehatan sehingga dapat dibaca atau dilihat oleh pemakai jalan. Tulisan dalam billboard harus cukup besara agar dapat dibaca oleh pengenara yang berkecepatan tinggi tanpa mengganggu konsentrasi berkendaraan. Media ini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng dan ditempel dikendaraan umum (bus atau taksi).
Bulletin board berupa papan berukuran 90- 120 cm yang biasanya dipasang didinding fasilitas umum (puskesmas, rumah sakit, balai desa, dan kantor kecamatan. Pada papan ini dapat ditempelkan gambar-gambar, pamplet, atau media lain ayng mengantdung informasi penting yang secara berkala diganti dengan topic-topik yang lain.
4.      Media hiburan
Penyampaian informasi kesehatan dapat disampaikan melalui media hiburan baik digedung (panggung terbuka) maupun dalam gedung, biasanya dalam bentuk dongeng, sosiodrama, kesenian tradisional dan pameran.
  1. Pembagian alat peraga berdasarkan pembuatan dan penggunaannya
1.         Alat peraga yang rumit (complicated) seperti film, film strip, dan slide. Dalam penggunaannya alat peraga ini memerlukan listrik dan proyektor.
2.         Alat peraga yang sederhana/ mudah dibuat sendiri dengan bahan-bahan setempat yang mudah diperoleh seperti bamboo, karton, kaleng bekas, dan kertas Koran. Ciri-ciri alat peraga sederhana adalah mudah dibuat, bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan local, mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat, ditulis (gambar) dengan sederhana, bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat dan memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.

2.4    Sasaran yang Dicapai Alat Bantu Pendidikan
Pengetahuan tentang sasaran pendidikan yang akan dicapai alat peraga, penting untuk dipahami  dalam menggunakan alat peraga. Ini berarti penggunaan alat peraga harus dicapai. Hal yang perlu diketahui tentang sasaran adalah sebagai berikut:
a.       Individu atau kelompok
b.      Kategori sasaran, seperti aspek demografi dan social
c.       Bahasa yang mereka gunakan
d.      Adat istiadat serta kebiasaan
e.       Minat dan perhatian

2.5   Penggunaan Alat Peraga
Cara penggunaan alat peraga sangat bergantung pada jenis alat peraga, termasuk perlu di pertimbangkan faktor sasaran   pendidikan. Penggunaan alat peraga tidak dapat berlaku umum.  Hal yang cukup penting dalam penggunaan alat peraga adalah bahwa alat yang digunakan harus menarik sehingga menimbulkan minat para pesertanya. Pada waktu menggunakan alat peraga, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a.       Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati
b.      Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan dibicarakan adalah penting
c.       Pertahankan kontak mata
d.      Gaya bicara hendaknya bervariasi agar peserta tidak bosan dan mengantuk
e.       Libatkan peserta atau pendengar dan beri kesempatan mencoba alat-alat tersebut
f.       Jika perlu, berikan selingan humor agar tidak membosankan

2.6 Pengaruh Warna Dalam Desain Media
Suatu media atau alat peraga yang baik seharusnya mengandung keseimbangan antara berbagai factor, terutama daya tarik sasaran, kejelasan petunjuk dan kesesuain dengan kondisi setemppat.  Salah satu factor penting dalam mendesain media alat  peraga kesehatan adalah warna.
Warna berhubungan erat secara psikologis, bahkan warna dapat menjadi obat berbagai jenis penyakit.
a.       Warna merah
Warna merah merangsang vitalitas, mempertajam penglihatan, pendengaran, perasaan dan menambah energy. Warna ini dapat menghangatkan tubuh, memperlancar peredaran darah, mengobati lumpuh, membersihkan tubuh dari lender-lendir yang menumpuk . Jadi, warna merah harus dikurangi terhadap orang-orang yang emosional dan terlalu aktif.  Eksperimen pada tumbuhan yang ditutup gelas berwarna merah akan lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan warna lain, yang mendapatkan sinar matahari biasa.  Oleh karena itu, warna merah sering disebut “cahaya pemberi hidup”.
  1. Warna merah tua
Warna ini diyakini dapat menolong penderita asma dan gangguan pada rongga hidung, menaikkan tekanan darah, memperlancar peredaran darah, meringankan sakit waktu haid, menambah selera seks dan merangsang emosi.
  1. Warna jingga
Warna jingga termasuk warna hangat sehingga dapat merangsang penyerapan dan peredaran darah serta merangsang tubuh untuk memuntahkan makanan yang tidak dapat dicerna, membantu pekerjaan paru-paru dan kelenjar gondok, meredakan batuk, membuar gas dalam perutdan meredakan bersin.
  1. Warna kuning
Kuning emas dapat meredakan perasaan depresi atau stress, merangsang selera makan dan mengadakan pengasimilasian makanan itu  sendiri didalam tubuh. Disamping itu, warna ini merangsang kerja jantung dan memperlancarkan peredaran darah, menolong fungsi hati dan empedu serta dapat merangsang penglihatan dan pendengaran. Warna kuning dapat pula mengobati borok perut,  mengenakkan perut, serta membuang atau membereskan pengapuran dari dalam tubuh. Sinar kuning dapat digunakan untuk mengobati infantile paralysis atau poliomyelitis.
  1. Warna hijau
Warna hijau dapat membantu mengatasi ketegangan dan menegangkan otot syarafWarna hijau dari daun yang mengandung klorofil hijau daun, mempunyai unsur pembersih tubuh, melancarkan darah yang membeku, merangsang kelenjar hipofisis (kelenjar hormone) agar dapat mengendalikan kelenjar-kelenjar lain yang baik.
  1. Warna biru
Warna biru adalah penenang, menghilangkan hati berderbar-debar dan menghilangkan peradangan. Seperti warna hijau, warna biru yang bersifat terapeutik.
  1. Warna biru hijau (Turguoise)
Warna tuguoise diyakini dapat melegakan kepenatan dalam belajar atau kelelahan saat berpikir. Warna ini juga dapat mengurangi rasa gatal, capek, keracunan, sulit tidur dan sakit kepala.
  1. Warna ungu
Warna ungu merupakan warna yang dapat membuat orang tidur nyenyak dan menurunkan emosi yang meluap-luap. Warna ini juga menurunkan tekanaan darah tinggi, meredakan sakit gigi, meringankan sakit kepala, menurunkan demam dan mengurangi keinginan seks.
  1. Warna merah ungu (magenta)
Warna ini dapat menimbulkan keseimbangan emosi, menyelaraskan keadaan tubuh dan menolong penderita jantung.
  1. Warna nila
Warna ini membantu mengatasi gangguan pernapasan, perdarahan, mengurangi pembengkakan, menekan rasa sakit dan berfungsi sebagai obat penenang.
  1. Warna hitam
Warna hitam pekat diyakini dapat menimbulkan penyakit dan mempercepat ketuaan.
  
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatannya (DEPKES RI, 2006)
3.2  Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan promosi kesehatan dan penulis berharap makalah ini mendapatkan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F & makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teoti dan Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Maulana, Herry. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta


http://radtnhamidwifery.wordpress.com/2012/05/27/makalah-media-promosi-kesehatan-matkul_promosi-kesehatan-2/. Diakses 22 November 2014 19.23 WIB

published by: http://kazusassi.blogspot.com

TAKE OUT FULL CREDIT


0 komentar:

Posting Komentar