a. Definisi
Dokumentasi keperawatan adalah suatu rangkaian
kegiatan yang rumit dan sangat beragam serta memerlukan waktu (35-40) yang
cukup banyak dalam proses pembuatannya. (Carpenito, 1999)
Dokumentasi merupakan segala sesuatu yang ditulis atau
dicetak yang dapat dipercaya sebagai bukti kewenangan individu. (Edelstein,
1990)
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang
dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi
data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari
pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan
dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach, 1991)
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang ditulis atau
dicetak yang dapat dipercaya sebagai bukti kewenangan individu. (Edelstein,
1990)
B.
Area
1. Dokumentasi di Tempat Khusus
Dokumentasi di tempat khusus meliputi dokumentasi
1.Perawatan akut
2.Perawatan jangka panjang
3.Perawatan komunitas
2. Dokumentasi di Area Perawatan Khusus
Dokumentasi di area perawatan khusus ini mencakup sistem dokumentasi:
1.Perawatan perioperatif
1. Dokumentasi di Tempat Khusus
Dokumentasi di tempat khusus meliputi dokumentasi
1.Perawatan akut
2.Perawatan jangka panjang
3.Perawatan komunitas
2. Dokumentasi di Area Perawatan Khusus
Dokumentasi di area perawatan khusus ini mencakup sistem dokumentasi:
1.Perawatan perioperatif
Meliputi dokumentasi preoperatif,
intra operatif, dan pascaoperatif.
a.Dokumentasi perawatan preoperatif
- Dokumentasi yang dilaksanakan pada catatan proses keperawatan sebelum operasi - Hal-hal yang didokumentasikan adalah : pengkajian fisiologis, psikososial, pendidikan kesehatan
preoperatif, lokasi operasi, tingkat respon, efek medikasi dan tes diagnostik
- Tanda vital, pengkajian dan persiapan kulit, alat yang digunakan, pernyataan atau perilaku
pasien, obat yang diberikan
b.Dokumentasi Perawatan intraoperatif
- Meliputi: Jenis prosedur operasi, waktu masuk, waktu anestesi, jenis anestesi dan insisi.
- Catat juga restrain yang digunakan, alat pengontrol suhu dan alat pemantauan, adanya alergi,
serta medikasi yang diberikan
- Lokasi drain, kateter, balutan, total masukan dan keluaran, graft, prostesa (tipe ukuran),
jaringan yang di angkat, status isolasi, dan klasifikasi luka.
- Dokumentasi ini juga meliputi kondisi pasien ketika akan keluar dari kamar operasi,
keadaan sirkulasi, keadaan insisi, nama anggota tim pebedahan dan lain-lain.
c. Dokumentasi Pascaoperatif
- Meliputi pengkajian tentang fungsi respirasi, status kardiovaskuler, pengembalian kesadaran,
memantau tanda komplikasi, responj psikososial, pengkajian lanjutan, diagnosa keperawatan.
- Rencana keperawatan, intervensi dan evaluasi serta tindakan untuk mencegah bahaya
pascaoperasi, rasa aman dan nyaman, keseimbangan cairan serta pencegahan infeksi dan tingkat
aktivitas.
2.Perawatan gawat darurat
- Dilaksanakan scr akurat, singkat, komprehensif.
- Menggunakan pedoman penulisan dg menentukan prioritas dokumentasi thd situasi di ruang
kedaruratan.
- Mencatat aktivitas triage dan evaluasi awal, melengkapi dan mencatat survei primer dan sekunder,
merumuskan dan mencatat diagnosa keperawatan, menyertakan informasi yang diperlukan dalam
situasi resiko tinggi.
- Instruksi dokter tentang obat-obatan dan pengobatan lain dicatat dalam status klien.
- Dalam catatan harus dituliskan siapa penanggung jawab situasi gawat darurat.
3. Perawatan Kritis
- Ciri kondisi kritis: memerlukan perawatan total, hemodinamikanya tidak stabil, memerlukan
pemantauan yg terus menerus, restriksi intake dan out put, sakit yg berlebihan dan status neurologi
yg tidak stabil.
- Tujuan dari rencana keperawatan ini ada 2 yaitu: menyelamatkan kehidupan dan
mempertahankan kehidupan.
3. DOKUMENTASI Populasi Khusus
a.Dokumentasi perawatan preoperatif
- Dokumentasi yang dilaksanakan pada catatan proses keperawatan sebelum operasi - Hal-hal yang didokumentasikan adalah : pengkajian fisiologis, psikososial, pendidikan kesehatan
preoperatif, lokasi operasi, tingkat respon, efek medikasi dan tes diagnostik
b.Dokumentasi Perawatan intraoperatif
- Meliputi: Jenis prosedur operasi, waktu masuk, waktu anestesi, jenis anestesi dan insisi.
- Catat juga restrain yang digunakan, alat pengontrol suhu dan alat pemantauan, adanya alergi,
serta medikasi yang diberikan
- Lokasi drain, kateter, balutan, total masukan dan keluaran, graft, prostesa (tipe ukuran),
jaringan yang di angkat, status isolasi, dan klasifikasi luka.
- Dokumentasi ini juga meliputi kondisi pasien ketika akan keluar dari kamar operasi,
keadaan sirkulasi, keadaan insisi, nama anggota tim pebedahan dan lain-lain.
c. Dokumentasi Pascaoperatif
- Meliputi pengkajian tentang fungsi respirasi, status kardiovaskuler, pengembalian kesadaran,
memantau tanda komplikasi, responj psikososial, pengkajian lanjutan, diagnosa keperawatan.
- Rencana keperawatan, intervensi dan evaluasi serta tindakan untuk mencegah bahaya
pascaoperasi, rasa aman dan nyaman, keseimbangan cairan serta pencegahan infeksi dan tingkat
aktivitas.
2.Perawatan gawat darurat
- Dilaksanakan scr akurat, singkat, komprehensif.
- Menggunakan pedoman penulisan dg menentukan prioritas dokumentasi thd situasi di ruang
kedaruratan.
- Mencatat aktivitas triage dan evaluasi awal, melengkapi dan mencatat survei primer dan sekunder,
merumuskan dan mencatat diagnosa keperawatan, menyertakan informasi yang diperlukan dalam
situasi resiko tinggi.
- Instruksi dokter tentang obat-obatan dan pengobatan lain dicatat dalam status klien.
- Dalam catatan harus dituliskan siapa penanggung jawab situasi gawat darurat.
3. Perawatan Kritis
- Ciri kondisi kritis: memerlukan perawatan total, hemodinamikanya tidak stabil, memerlukan
pemantauan yg terus menerus, restriksi intake dan out put, sakit yg berlebihan dan status neurologi
yg tidak stabil.
- Tujuan dari rencana keperawatan ini ada 2 yaitu: menyelamatkan kehidupan dan
mempertahankan kehidupan.
3. DOKUMENTASI Populasi Khusus
Meliputi:
dokumentasi populasi anak (pediatrik), dokumentasi populasi lansia, dokumentasi
populasi perinatal dandokumentasi populasi psikiatrik.
a.
Dokumentasi Populasi Anak
·
Berfokus pada masalah pertumbuhan dan perkembangan
·
Aspek biopsikososial dan spiritual anak.
·
Pengkajian keluarga, orang tua dan orang yg
berpengaruh lainnya.
·
Kaji kegiatan anak bermain
b.
Dokumentasi Populasi Lansia
·
Perawatan yg diberikan di rumah sakit, di rumah dan di
masyarakat.
·
Dokumentasi ini meliiputi: perawatan lansia yg sehat,
lansia yg perlu perawatan akut dan pasien yg perlu perawatan lama.
·
Hal – hal yg pelu dicatat perubahan fisik, psikologis,
masalah pasien, ringkasan medik, aktivitas keperawatan, komunikasi dg anggota
keluarga atau orang yg di anggap penting.
c.
Dokumentasi Populasi Perinatal
·
Meliputi dokumentasi pd perawatan ibu, janin, bayi
baru lahir dan keluarga.
·
Dokumentasi perinatal meliputi dokumentasi antenatal,
intranatal dan pascanatal.
·
Berfokus pada pendidikan kesehatan, pencegahan cedera,
dan pemulihan kesehatan.
d.
Dokumentasi Antenatal
·
Dokumentasi pd proses keperawatan masa kehamilan.
·
Yang penting di catat adl riwayat kesehatan
komprehensif
e.
Dokumentasi Intranatal
·
Dokumentasi proses keperawatan selama terjadinya
proses kelahiran.
·
Fokus pengkajian ini meliputi saat masuk rumah sakit,
askep pd ibu, janin dan bayi baru lahir, pengkajian lanjutan, penkes.
f.
Dokumentasi Pascanatal
·
Dokumentasi proses keperawatan setelah terjadi proses
kelahiran.
·
Hal – hal yg didokumentasikan pd pascanatal adl
masalah yg timbul setelah bayi baru lahir (tetanus neonatorum, gastroenteritis,
hepatitis, dll).
g.
Dokumentasi Populasi Psikiatri
·
Dokumentasi populasi psikiatri mencakup kedaruratan
akut, perawatan jangka panjang, rawat jalan, perawatan di rumah.
·
Fokus pengkajian adl riwayat biopsikososial,
spiritual, dan kultural.
·
Data yg terkumpul hrs mencakup tingkat perkembangan,
proses berpikir, tingkat ansietas, mekanisme pertahanan diri, tingkat harga
diri, orientasi realitas, pola komunikasi keluarga, gaya hidup.
C.
Sejarah
Sejak zaman Florence Nightingale, perawat telah
menganggap dokumentasi sebagai bagian yang vital dari praktik professional. Pada
tulisan awalnya Nightingale menggambarkan tentang perlunya perawat untuk
mencatat penggunaan yang tepat dari udara segar, cahaya, kehangatan,
kebersihan, serta pemilihan dan pemberian diet yang tepat dengan tujuan
mengumpulkan, menyimpan, dan mendapatkan kembali data untuk menatalaksanakan
pasien secara cerdas (Seymour, 1954). Pada masa Nightingale, dokumentasi
terutama digunakan untuk mengomunikasikan implementasi instruksi medis bukan
untuk mengobservasi, mengkaji, mengevaluasi status pasien.
Selama tahun 1930-an Virginia Henderson mencetuskan
ide tentang penggunaan rencana keperawatan tertulis untuk mengomunikasikan
informasi perawatan pasien. Pada tahun 1951 dokumentasi menjadi cara untuk mengevaluasi
asuhan keperawatan meskipun saat ini kita menganggap dokumentasi keperawatan
sebagai hal yang esensial bagi keperawatan, tetapi tidak demikian halnya
menurut petugas rekam medis akibatnya, dokumentasi keperawatan akan dibuang
setelah pemulangan pasien. Sejak awal tahun 70-an dokumentasi keperawatan
menjadi lebih penting, mencerminkan perubahan pada praktik keperawatan,
berkaitan dengan kebutuhan lembaga, dan pedoman hukum selain itu, sejalan
dengan dibuatnya pengelompokan diagnosis yang berhubungan (diagnostic related groupings, DRG), dokumentasi keperawatan
semakin maju dan menjadi mekanisme yang digunakan untuk menentukan penggantian
uang terhadap perawatan yang diberikan dengan berkembangnya proses keperawatan
sebagai kerangka kerja untuk praktik, dokumentasi juga berkembang menjadi penghubung
yang esensial antara pemberian dan evaluasi perawatan hampir semua aspek dari
dokumentasi keparawatan saat ini menjadi bagian permanen dari rekam medis, lembar
kerja seperti yang digunakan untuk mencatat asupan dan haluaran merupakan salah
satu pengecualian.
D.
Tujuan
Sebagai
dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan klien, catatan
tersebut dapat diartikan sebagai suatu catatan bisnis dan hukum yang mempunyai
banyak manfaat dan penggunaan. Tujuan utama dari pendokumentasian adalah untuk
:
1.
Mengidentifikasi status kesehatan klien
dalam rangka mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan
keperawatan, dan mengevaluasi tindakan.
2.
Dokumentasi untuk penelitian, keuangan,
hukum, dan etika. Hal ini juga menyediakan :
·
Dokumentasi untuk tenaga profesional dan
tanggungjawab etik dan mempertahankan kerahasiaan informasi klien
·
Bukti legal dokumentasi sebagai
pertanggungjawaban kepada klien
·
Sumber informasi statistik untuk standar
dan riset keperawatan
·
Data perencanaan pelayanan kesehatan
dimasa akan datang
·
Sumber informasi untuk data yang harus
dimasukkan
·
Komunikasi konsep resiko tindakan
keperawatan
·
Bukti aplikasi standar praktik
keperawatan
·
Informasi terhadap perlindungan individu
·
Bukti kualitas asuhan keperawatan
·
Suatu data keuangan yang sesuai
·
Pengurangan biaya informasi
·
Informasi untuk murid
·
Persepsi hak klien
E.
Pentingnya
1. Hukum
Bila terjadi suatu masalah yang
berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan
klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu.
2. Kualitas
pelayanan
Pencatatan data klien yang lengkap
dan akurat, akan memberi kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan
masalah klien.
3. Komunikasi
Dokumentasi keadaan klien merupakan
alat “perekam” terhadap masalah yang berkaitan dengan klien.
4. Keuangan
Dokumentasi dapat bernilai keuangan.
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang, dan telah diberikan dicatat
dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai acuan pertimbangan dalam biaya
keperawatan bagi klien.
5. Pendidikan
Dokumentasi mempunyai nilai
pendidikan, karena isinya menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan
keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran
bagi siswa atau profesi keperawatan.
6. Penelitian
Dokumentasi keperawatan mempunyai
nilai penelitian. Data yang terdapat didalamnya mengandung informasi yang dapat
dijadikan sebagai bahan atau obyek riset dan pengembangan profesi keperawatan
7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan
akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien.
F.
Manfaat
1. Bagi
individu (perawat), dapat digunakan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan
suatu pekerjaan atau kegiatan.
2. Bagi
institusi dapat digunakan
·
Merupakan referensi riset.
· Merupakan
sumber data pendidikan dan pengajaran karena berisi kronologis asuhan
keperawatan.
· Membantu
mahasiswa dalam proses pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat belajar ataupun
membandingkan antara teori dan praktik.
3. Bagi
organisasi profesi, dapat digunakan sebagai pegangan hukum dalam upaya
menegakkan hukum yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ada kaitannya
dengan profesi (malpraktek keperawatan). Dokumentasi keperawatan merupakan
dokumen legal dan otentik karena dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan kebenarannya. Bahkan dapat
dimanfaatkan sebagai barang bukti di pengadilan.
4. Bagi
institusi pendidikan
·
Alat pemantau kualitas dan kompetensi
perawat
·
Sebagai sarana meningkatkan kerjasama
dan komunikasi antar tenaga kesehatan.
·
Sebagai sarana evaluasi terhadap pasien
serta tindakan keperawatan yang diberikan
·
Sebagai dasar dalam menyusun proses
keperawatan, dari pengkajian sampai dengan evaluasi
·
Sebagai alat pembuktian yang sah apabila
ada gugatan dari pihak manapun terhadap pelaksanaan pelayanan/asuhan
profesional
·
Merupakan sumber data dan informasi
untuk menyusun rencana pengembangan atau perencanaan kegiatan, umpamanya yang
berhubungan dengan aspek efisiensi dan pembiayaan
·
Membantu institusi untuk membuat tagihan
pelayanan dan laporan keuangan. Bahkan, pasien dapat meminta perkiraan biaya
semua tindakan yang belum, sedang ataupun yang telah diberikan
·
Sebagai sarana pelayanan keperawatan
secara individual dengan mengintegrasikan aspek bio-psiko-sosio-spiritual guna
mengetahui kebutuhan pasien
·
Membantu koordinasi asuhan keperawatan
yang diberikan oleh tim kesehatan sehingga dapat mencegah pencatatan informasi
yang berulang atau mencegah tumpang tindih, bahkan sama sekali tidak dilakukan
Daftar
Pustaka
Dinarti,
dkk. (2009). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
W.lyer,
Patricia, dkk. (2005). Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC.
Nursalam.
(2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta :
Salemba Medika.
published by : http://kazusassi.blogspot.com
TAKE OUT WITH FULL CREDIT
0 komentar:
Posting Komentar